Uncategorized

MASTERKOIN99 – UPDATE Gempa Myanmar: Korban Tewas Capai 3.000 Jiwa, WHO Ingatkan Risiko Wabah Kolera

Warga berlindung di kamp tenda darurat di Mandalay pada 1 April 2025, beberapa hari setelah gempa Myanmar yang mematikan.

Lihat Foto

gempa Myanmar telah mencapai 3.085 jiwa, dengan lebih dari 4.700 lainnya terluka, dan 341 orang masih hilang.

Cuaca panas dan hujan deras di Myanmar berisiko memperburuk kondisi kesehatan para korban gempa yang terpaksa mengungsi di luar ruangan.

Sementara itu, upaya penyelamatan semakin sulit dilakukan akibat konflik perang saudara yang sedang berlangsung.

Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang terjadi Jumat lalu merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah tercatat di Myanmar dalam seratus tahun terakhir. 

Gempa ini mengguncang wilayah yang dihuni sekitar 28 juta orang, meruntuhkan bangunan, termasuk rumah sakit, dan menghancurkan banyak permukiman. 

Banyak warga kehilangan akses terhadap makanan, air, serta tempat berlindung. 

Wabah Penyakit Meningkatkan Kekhawatiran

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang risiko meningkatnya wabah penyakit kolera dan penyakit lainnya di daerah-daerah yang paling parah terdampak seperti Mandalay, Sagaing, dan Naypyitaw. 

Selain kolera, penyakit kulit, malaria, dan demam berdarah juga menjadi ancaman besar di tengah kondisi yang semakin memburuk. 

Dalam hal ini, WHO telah menyiapkan bantuan senilai satu juta dollar AS (sekitar Rp 16,5 miliar), termasuk kantong jenazah.

Kerusakan parah pada fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit yang hancur di Mandalay dan Naypyitaw, membuat upaya penanganan kesehatan semakin sulit. 

Ribuan orang yang kehilangan rumah terpaksa tinggal di luar ruangan dengan suhu udara mencapai 38 derajat Celcius, sementara rumah sakit darurat juga didirikan di luar ruangan untuk merawat pasien.

Bencana ini diperkirakan akan semakin parah dengan adanya peringatan hujan deras yang akan mengguyur wilayah terdampak mulai Minggu (6/4/2025) hingga Jumat (11/4/2025) mendatang. 

Titon Mitra, perwakilan Program Pembangunan PBB (UNDP) di Myanmar, menyatakan, “Jika hujan turun, itu akan menjadi masalah besar. Banyak orang saat ini tinggal di tempat penampungan sementara dan kamp-kamp darurat di jalan-jalan. Kondisi ini tentu akan memperburuk situasi.” 







WHO khawatir akan terjadinya wabah penyakit yang ditularkan melalui air.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *