
Ukraina pada 2022, seorang pejabat tinggi Rusia, Kirill Dmitriev, melakukan kunjungan resmi ke Washington pada Rabu (2/4/2025).
Kepala Dana Investasi Rusia dan Utusan Khusus Presiden Vladimir Putin untuk Kerja Sama Ekonomi ini menyatakan optimismenya terhadap hubungan bilateral dengan Amerika Serikat (AS), meski mengakui masih banyak perbedaan yang belum terjembatani.
Dalam pertemuan tertutup yang disebut-sebut berlangsung di Gedung Putih bersama utusan presiden AS, Steve Witkoff, Dmitriev mengatakan kedua pihak membahas kemungkinan kerja sama di kawasan Arktik, sektor logam tanah jarang, serta pemulihan jalur penerbangan antara kedua negara.
“Ada dinamika positif,” ujar Dmitriev.
“Kami membahas peluang kerja sama di Arktik, logam tanah jarang, dan sektor-sektor lain di mana kita bisa membangun hubungan yang konstruktif,” tambahnya.
Ia menambahkan, kedua negara juga sedang aktif berupaya memulihkan penerbangan langsung yang terhenti sejak awal perang.
“Tentu saja masih ada ketidaksepakatan dalam berbagai hal, tetapi kini ada proses, ada dialog. Kami yakin ini akan membantu mengatasi perbedaan tersebut,” kata Dmitriev.
Meski Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pertemuan ini, kehadiran Dmitriev menandai upaya nyata dari pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mencairkan hubungan dengan Moskwa, yang selama ini dirundung ketegangan akibat perang di Ukraina dan sanksi ekonomi besar-besaran.
Di sisi lain, Trump menunjukkan kekecewaannya terhadap lambannya proses menuju gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Dalam wawancara dengan NBC News akhir pekan lalu, Trump menyatakan dirinya sangat marah atas pernyataan Putin yang menyarankan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dicopot sebagai bagian dari penyelesaian damai.
Namun, Trump juga menyebut bahwa dirinya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden Rusia dan mengatakan bahwa amarah itu bisa hilang dengan cepat jika Putin melakukan hal yang benar.
Dmitriev, yang sebelumnya terkena sanksi AS namun mendapat pengecualian khusus untuk melakukan kunjungan ini, dikenal sebagai figur kunci dalam membuka jalur diplomasi ekonomi antara Rusia dan AS.
Ia sebelumnya pernah ikut serta dalam pertemuan awal dengan pejabat Trump di Arab Saudi pada Februari lalu.
Meskipun begitu, Diplomat Rusia, Sergei Ryabkov, memperingatkan bahwa proses ini masih jauh dari selesai.
“Belum ada terobosan nyata,” katanya.
“Namun, langkah demi langkah, perlahan-lahan, kami berharap bisa menuju normalisasi hubungan,” pungkas Ryabkov.