Uncategorized

MASTERKOIN99 – Kisah Perempuan Ukraina Setia Menanti Kekasih yang Tempur di Medan Perang

Tentara Ukraina dari Brigade Spartan Penugasan Operasi ke-3 menyiapkan drone untuk diterbangkan dalam latihan militer di Dnipropetrovsk, Senin (10/3/2025), ketika perang Rusia-Ukraina berjalan lebih dari tiga tahun.

Lihat Foto

tentara Ukraina yang tengah bertempur di garis depan medan perang.

Invasi Rusia yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun mengubah hidup banyak orang Ukraina, termasuk Halushka.

Bagi ribuan pasangan seperti dirinya, perang telah mengubah cinta menjadi penantian yang melelahkan dan penuh kecemasan.

“Saya mendapat peran sosial baru,” ujar Halushka kepada AFP. “Saya sekarang adalah seorang perempuan yang menunggu.”

Hidup dalam ketidakpastian

Halushka kini bekerja di dua tempat dan menjadi relawan paramedis, meski tidak bertugas di garis depan karena pernah mengalami cedera serius. Di tengah kesibukan itu, pikirannya terus dibayang-bayangi kekhawatiran tentang kekasihnya.

“Keadaan menunggu yang terus-menerus itu cukup membuat stres. Anda berakhir dengan berpikir sesuatu yang buruk telah terjadi,” ujarnya. “Anda hanya duduk di sana, menunggu panggilan, menunggu pesan.”

Halushka sudah pernah kehilangan pasangan karena perang. Kekasih sebelumnya tewas di medan tempur. Trauma itu kembali menghantui setiap kali pesan dari kekasihnya saat ini tidak kunjung masuk dalam satu atau dua hari.

“Anda hidup dengan pemahaman terus-menerus bahwa dia mungkin akan pergi berperang dan tidak kembali. Anda terus-menerus hidup dengan gagasan bahwa dia mungkin mati dan Anda tidak akan pernah melihat tubuhnya lagi,” katanya.

“Otak Anda tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik. Otak tidak membayangkan bahwa pacar Anda menembak Putin, atau bahwa perang telah berakhir,” tambahnya.

Harapan yang mulai menipis

Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengumumkan gencatan senjata singkat selama akhir pekan Paskah. Namun, belum ada tanda-tanda nyata bahwa Moskwa dan Kyiv akan mencapai kesepakatan damai.

Sementara itu, janji mantan Presiden AS Donald Trump yang mengeklaim bisa mengakhiri perang dalam hitungan jam juga dipandang skeptis oleh warga Ukraina.

Halushka termasuk warga yang mulai pesimistis terhadap arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

“Saya merasa marah dan benci karena kami harus berkomunikasi dengan orang-orang bodoh,” ucapnya. “Trump dan sekutu miliardernya Elon Musk mungkin tidak pernah membuka buku sejarah dalam hidup mereka,” tutur dia.







“Jika Rusia menyerang kita lagi dan ini masalah waktu, maka peluang pacar saya untuk bertahan hidup akan semakin kecil,” tambah Halushka.

Menurut survei Institut Sosiologi Kyiv, sebanyak 73 persen warga Ukraina pada Maret 2025 percaya bahwa terpilihnya kembali Trump berdampak buruk bagi negara mereka. Angka ini naik tajam dari 21 persen pada Desember 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *