
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025), akan diadakan konklaf untuk memilih penggantinya.
Ketika konklaf digelar, para kardinal pemilih akan berkumpul di Kapel Sistina untuk melakukan pemungutan suara.
Proses pemilihan ini sangat rahasia dan bisa berlangsung beberapa hari, bahkan bisa lebih lama.
Dikutip dari kantor berita AFP pada Selasa (22/4/2025), berikut adalah rincian proses konklaf untuk memilih paus.
1. Persiapan konklaf
Menjelang konklaf, para kardinal-pemilih yang berusia di bawah 80 tahun akan pindah ke wisma tamu Santa Marta di dalam Vatikan.
Di sana, mereka akan tinggal dan bersumpah untuk tidak berkomunikasi dengan dunia luar, merekam prosesi, atau mengungkapkan rahasia-rahasia mereka. Pelanggaran terhadap sumpah ini dapat berakibat pada ekskomunikasi.
Pada pagi hari konklaf, para kardinal-pemilih mengikuti misa di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Sore harinya, dengan mengenakan jubah merah tua, rochet putih, dan mozetta merah tua (jubah pendek), mereka berkumpul di Kapel Paulus di Istana Apostolik untuk memohon bantuan Roh Kudus dalam membuat pilihan.
Setelah itu, mereka menuju Kapel Sistina, tempat pemilihan akan berlangsung. Kapel tersebut juga bakal disisir untuk mencari alat perekam yang dapat membocorkan hasil pemilihan.
Setelah semua siap, para kardinal-pemilih mengucapkan sumpah yang menyatakan bahwa mereka akan menjalankan tugas dengan setia jika terpilih menjadi paus. Mereka kembali bersumpah untuk menjaga kerahasiaan hasil pemilihan.
Pemimpin upacara kemudian memberikan perintah Extra omnes, artinya semua orang yang tidak terlibat dalam pemilihan harus keluar dari Kapel Sistina, hanya menyisakan para kardinal-pemilih.
Proses pemilihan
Pada saat pemilihan dimulai, pemimpin upacara membagikan surat suara kepada para kardinal.
Di antara mereka, ada tiga orang yang bertugas sebagai pemeriksa suara, tiga orang infirmarii untuk mengumpulkan suara para kardinal yang sakit, dan tiga orang bagian revisi yang akan memeriksa penghitungan suara.
Surat suara yang diberikan berbentuk persegi panjang, dengan tulisan Eligo in Summum Pontificem (Saya memilih sebagai paus tertinggi) di bagian atas dengan kolom kosong untuk menulis nama calon paus di bawahnya.
Para kardinal akan menuliskan nama pilihan mereka untuk calon paus berikutnya. Mereka diminta menulis dengan tangan yang tidak dapat dikenali dan melipat kertas suara dua kali.
Setelah itu, setiap kardinal akan berjalan menuju altar, mengangkat suara mereka ke udara agar bisa terlihat dengan jelas, dan mengucapkan sumpah, “Saya bersaksi kepada Tuhan Kristus, yang akan menjadi hakim saya bahwa suara saya diberikan kepada orang yang menurut saya di hadapan Tuhan harus dipilih.”