
Senator Demokrat Cory Booker mencetak rekor pada Selasa (1/4/2025) dengan menyampaikan pidato terpanjang dalam sejarah Senat AS, yang berlangsung lebih dari 25 jam.
Aksinya ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Donald Trump yang dianggapnya inkonstitusional.
Dalam kesempatan tersebut, Booker tetap berdiri tanpa pergi ke kamar mandi atau beristirahat.
Meskipun pidato Booker bukan filibuster dalam arti sesungguhnya karena tidak menghalangi pemungutan suara di Senat, aksi ini menjadi simbol perlawanan bagi Partai Demokrat yang saat ini tengah berjuang menghadapi dominasi Partai Republik.
Pidatonya dimulai pada Senin (31/3/2025) pukul 19.00 waktu setempat dan berakhir pada Selasa (1/4/2025) pukul 20.05.
Selama lebih dari sehari penuh, ia mengecam kebijakan pemotongan anggaran besar-besaran oleh Trump, termasuk tindakan penasihat utamanya, Elon Musk, yang disebutnya telah menghapus program pemerintah secara sepihak tanpa persetujuan Kongres.
Menurut Booker, penyalahgunaan kekuasaan eksekutif oleh Trump telah mengancam demokrasi Amerika.
“Rakyat Amerika dari semua latar belakang mengalami kesulitan yang tidak perlu,” katanya.
“Institusi yang selama ini kita banggakan sedang diserang, bahkan dihancurkan dengan cara yang tidak konstitusional,” tambah Booker.
Senator itu juga menyoroti dampak kebijakan Trump dalam 71 hari pertama masa jabatannya.
“Dalam waktu yang sangat singkat, presiden telah menyebabkan begitu banyak kerugian bagi keamanan, stabilitas keuangan, dan fondasi inti demokrasi kita,” tegasnya.
Ia juga memberikan semangat bagi para penentang Trump, “Kekuatan rakyat lebih besar daripada orang-orang yang sedang berkuasa.”
Saat pidato hendak diakhiri, galeri publik di Senat mulai penuh dengan penonton dan lebih banyak anggota Demokrat berdatangan untuk memberikan dukungan.
Sementara itu, mayoritas senator Partai Republik memilih untuk tidak hadir.
“Ini bukan soal kiri atau kanan. Ini soal benar atau salah,” ujar Booker saat menutup pidatonya.