Uncategorized

MASTERKOIN99 – Boeing Hadapi Krisis Baru Imbas Perang Dagang AS-China

Ilustrasi logo Boeing.

Lihat Foto

Boeing, perusahaan penerbangan raksasa asal Amerika Serikat (AS), kini terjerat dalam krisis baru yang disebabkan perang dagang AS-China. Krisis ini dipicu oleh kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pemerintah AS melalui Trump mengenakan tarif impor baru yang mencapai 145 persen untuk sejumlah produk dari China.

Sebagai respons, China memberlakukan tarif balasan sebesar 125 persen, lebih dari dua kali lipat biaya pesawat dan komponen yang diproduksi di AS.

Pada Selasa (15/4/2025), Trump menuduh China melanggar kesepakatan besar dengan Boeing.

Tuduhan ini menyusul laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk menghentikan pengiriman jet Boeing.

Laporan tersebut juga mengungkapkan, Beijing meminta maskapai China untuk menghentikan pembelian suku cadang dan peralatan terkait pesawat dari perusahaan AS tersebut.

Meski demikian, Boeing memilih untuk tidak memberikan komentar mengenai isu ini, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (16/4/2025).

Peningkatan biaya dan penundaan pengiriman

Dalam laporan terpisah, Bloomberg menyebutkan bahwa Juneyao Airlines, salah satu maskapai penerbangan China, menunda pengiriman pesawat berbadan lebar Boeing. Hal ini dipicu oleh ketegangan perdagangan yang meningkatkan biaya pesawat dan komponen lainnya.

Pada akhir Maret lalu, situs web Boeing mencatatkan 130 pesawat dalam buku pesanan dari pelanggan China, yang mencakup maskapai penerbangan dan perusahaan leasing.

Namun, beberapa pelanggan memilih untuk tetap anonim, sehingga jumlah sebenarnya bisa jadi lebih tinggi.

Analis dari Bank of America (BofA) mencatat, Boeing direncanakan akan mengirimkan 29 pesawat ke perusahaan China yang teridentifikasi tahun ini.

Meski demikian, sebagian besar pembeli yang tidak teridentifikasi kemungkinan besar berasal dari China. “China mewakili sekitar 20 persen pasar jet sipil besar selama 20 tahun ke depan,” kata BofA dalam laporannya.







BofA juga menambahkan, meskipun China mengambil langkah ini, Pemerintah AS tak bisa mengabaikan Boeing, mengingat perusahaan ini merupakan eksportir terbesar AS. “Kami tidak terkejut dengan langkah China, tetapi kami melihat ini tidak berkelanjutan,” ujar BofA.

Dampak terhadap pesaing dan neraca perdagangan

Pesaing utama Boeing, Airbus, tidak bisa menjadi pemasok tunggal untuk China mengingat keterbatasan kapasitas produksi mereka.

Selain itu, Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), yang tengah mengembangkan pesawat bersaing dengan Boeing 737 dan Airbus A320, juga sangat bergantung pada komponen dari AS. Jika China menghentikan pembelian komponen pesawat dari AS, maka program pesawat C919 COMAC akan terhambat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *